Rabu, 14 Mei 2008

Menjadi Orang Yang Di-"Suka"-i

Kita merupakan makhlus sosial dan oleh sebab itu kita pasti akan berhubungan dengan orang lain, dan dalam berhubungan dengan orang lain tentu saja secara umum kita sangat menginginkan bisa disukai oleh orang lain.

Kata kunci yang harus diperhatikan dalam berhubungan dengan orang lain adalah harga diri. Begitu pentingnya harga diri, sehingga tidak sedikit orang yang mempertaruhkan nyawanya demi mempertahankan harga dirinya.

Untuk menjadi pribadi yang disukai, harus terus belajar memuaskan harga diri orang lain. Karena dengan harga diri yang terpuaskan, orang bisa menjadi lebih baik, lebih menyenangkan, dan lebih bersahabat.

Ada beberapa persyaratan yang bisa anda pergunakan untuk mejadi orang yang disukai yang antara lain adalah :

Selalu memberikan pujian secara tulus.
Pujian itu seperti air segar yang bisa menawarkan rasa haus manusia akan penghargaan.
Dan kalau Anda selalu siap membagikan air segar itu kepada orang lain, Anda berada pada posisi yang strategis untuk disukai oleh orang lain. Selalu melihat sisi baik pada sikap dan perbuatan orang lain. Lalu pujilah dengan tulus.
Setiap orang pasti merasa dirinya orang penting.
Tunjukkanlah dengan sikap dan ucapan bahwa anda menganggap orang lain itu penting. Misalnya, jangan biarkan orang lain menunggu terlalu lama, katakanlah maaf bila salah, tepatilah janji, dsb.
Setiap orang selalu ingin didengarkan.
Kalau bicara itu perak dan diam itu emas, maka pendengar yang baik lebih mulia dari keduanya. Pendengar yang baik adalah pribadi yang dibutuhkan dan disukai oleh semua orang.
Berilah kesempatan kepada orang lain untuk bicara, ajukan pertanyaan dan buat dia bergairah untuk terus bicara. Dengarkanlah dengan antusias, dan jangan menilai atau menasehatinya bila tidak diminta.
Nama sebuah kata pendek yang sangat bermakna bagi pemiliknya.
Nama adalah milik berharga yang bersifat sangat pribadi.
Umumnya orang tidak suka bila namanya disebut secara salah atau sembarangan. Kalau ragu, tanyakanlah bagaimana melafalkan dan menulis namanya dengan benar.
Misalnya, orang yang dipanggil Wilyem itu ditulisnya William, atau Wilhem? Sementara bicara, sebutlah namanya sesering mungkin. Menyebut nama secara langsung dalam situasi tertentu lebih baik dibandingkan menggunakan kata "Anda". Pak "Indaya" lebih enak kedengarannya daripada sekedar Bapak.
Ramah "Barang murah yang susah diberikan"
Semua orang senang bila diperlakukan dengan ramah.
Keramahan membuat orang lain merasa diterima dan dihargai.
Keramahan membuat orang merasa betah berada di dekat Anda.
Memberikan dengan rela merupakan tabungan buat diri sendiri.
Anda tidak akan menjadi miskin karena memberi dan tidak akan kekurangan karena berbagi. Seorang yang sangat bijak pernah menulis, "Orang yang murah hati berbuat baik kepada dirinya sendiri".
Dengan demikian kemurahan hati disatu sisi baik buat Anda, dan disisi lain berguna bagi orang lain.
Hindari kritikan, celaan, dan menganggap remeh.
Umumnya orang tidak suka bila kelemahannya diketahui oleh orang lain, apalagi dipermalukan.
Semua itu menyerang langsung ke pusat harga diri dan bisa membuat orang mempertahankan diri dengan sikap yang tidak bersahabat
Ya & Tidak adalah hal yang jelas perbedaannya.
Orang yang disukai bukanlah orang yang selalu berkata Ya, tetapi orang yang bisa berkata Tidak bila diperlukan.
Sewaktu-waktu bisa saja prinsip atau pendapat Anda berseberangan dengan orang lain. Anda tidak harus menyesuaikan diri atau memaksakan mereka menyesuaikan diri dengan Anda.
Jangan takut untuk berbeda dengan orang lain. Yang penting perbedaan itu tidak menimbulkan konflik, tapi menimbulkan sikap saling pengertian.
Perlakukan orang lain seperti keinginan anda diperlakukan orang lain.
Perlakuan apapun yang anda inginkan dari orang lain yang dapat menyukakan hati, itulah yang harus anda lakukuan terlebih dahulu.
Anda harus mengambil inisiatif untuk memulainya.
Bila ingin diperhatikan, mulailah memberi perhatian.
Bila ingin dihargai, mulailah menghargai orang lain.
Sayangilah diri sendiri.
Menyayangi diri sendiri berarti menerima diri apa adanya, menyukai dan melakukan apapun yang terbaik untuk diri sendiri.
Ini berbeda dengan egois yang berarti mementingkan diri sendiri atau egosentris yang berarti berpusat kepada diri sendiri.
Semakin Anda menyukai diri sendiri, semakin mudah Anda menyukai orang lain, maka semakin besar peluang Anda untuk disukai orang lain.
Dengan menerima dan menyukai diri sendiri, Anda akan mudah menyesuaikan diri dengan orang lain, menerima mereka dengan segala kekurangan dan keterbatasannya, bekerjasama dengan mereka dan menyukai mereka.
Pada saat yang sama tanpa disadari Anda memancarkan pesona pribadi yang bisa membuat orang lain menyukai Anda.

Latihlah diri anda mejadi orang yang disukai oleh orang lain.